Minggu, 22 September 2013

Oei Tiong Ham, Sang Konglomerat Raja Gula dari Semarang. (SOLD)

 Sudah banyak tulisan mengenai Oei Tiong Ham, Si Raja Gula dari Semarang, baik di koran, majalah maupun internet.

Dibuku ini berisi kisah Oei Tiong Ham, mulai dari Ayah Ibunya, Oei Tjie Sien (gambar bawah), sampai ke anak2nya Oei Tiong Ham, yang meneruskan kerajaan usahanya.

 Pabrik gula umumnya dipunyai oleh pemerintah Hindia Belanda, tapi Oei Ting Ham mempunyai lima pabrik gula, PG Krebet di Malang, PG Rejo Agoeng di Madiun, PG Tanggulangin, PG Pakis dan PG Ponen. dll.


Dibawah ini gambar2 Oei Tiong Ham bersama Isteri (yang pertama dan kedua), anak dan cucunya.

Dibawah gambar Mayor Oei Tiong Ham dan sebelah kirinya daftar lengkap keluarga termasuk nama2 isteri dan nama anak2nya.

Buku setebal 222 halaman, berukuran 15 x 24 cm ini ditulis dan diterbitkan sendiri oleh Liem Tjwan Ling, pada th.1979.

Jumat, 26 Juli 2013

Model Eksekusi , Pujangga Amir Hamzah.

Amir Hamzah, pujangga, penyair terkenal, mendapat perhargaan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1975.
Diangkat menjadi Wakil Pemerintah Indonesia untuk Langkat berkedudukan di Binjai, 29 Oktober 1945, namun nasib tragis menghadangnya, 20 Maret 1946 tewas dieksekusi pada Revolusi Sosial di Sumatera Timur. Dia dianggap feodalis hanya karena dia keturunan raja.
Sudah banyak kisah Amir Hamzah dimuat dibuku dan di internet, bahwa dia meninggal karena dieksekusi, tapi baru dalam buku yang diunggah kali ini, jelas bagaimana cara dan siapa pelaku eksekusi.
Judulnya "Penemuan Pusara Pudjangga Amir Hamzah"

Didalam buku ini dimuat pengakuan dari sang algojo  bernama Mandor Ijang Widjaja bahwa dialah yang memancung Amir Hamzah dan kemudian Amir Hamzah dikuburkan dalam satu lubang berisi 8 orang.

Diatas sebelah kanan adalah gambar Mandor Ijang Widjaja, dihalaman sebelah kiri menerangkan bahwa dia mengeksekusi Amir Hamzah pada tg. 20 Maret 1946, antara pk. 02.00 - 05.00 subuh. Mandor dihukum 20 tahun. tapi dia meninggal pada 15 Juni 1954.

Gambar diatas menernagkan bahwa Mandor Ijang sebenarnya adalah anak buah yang disayang Amir Hamzah.
Sedang gambar dibawah adalah lubang tempat Amir Hamzah dipancung di Kuala Bergumit, setelah kuburan dibongkar pada th. 1949. 

Rabu, 24 Juli 2013

Majalah Chattoelistiwa, nomer percobaan, September 1939. (Sold).

Ini majalah jaman dulu, tiga perempat abad yang lalu, 'Majalah Chattoelistiwa', dummy nummer atau nomer percobaan bulan September 1939, diterbitkan oleh perserikatan "Setia Bondjol", persatuan orang Bonjol yang merantau ke Medan.
Mungkin karena daerah asalnya (Bonjol) terletak di garis katulistiwa maka majalahnya diberi nama 'Chattoelistiwa', kalau ejaan sekarang 'Katulistiwa'.
Isinya diantaranya "Berita Kampoeng" (lihat gambar atas), maksudnya tentu agar orang2 yang merantau selalu ingat kampung halamannya.

Tapi, walaupun nomer percobaan, sudah banyak yang pasang iklan, diantaranya seperti tampak pada gambar atas.